• А
  • Б
  • В
  • Г
  • Д
  • Е
  • Ж
  • З
  • И
  • К
  • Л
  • М
  • Н
  • О
  • П
  • Р
  • С
  • Т
  • У
  • Ф
  • Х
  • Ц
  • Ч
  • Ш
  • Э
  • Ю
  • Я
  • A
  • B
  • C
  • D
  • E
  • F
  • G
  • H
  • I
  • J
  • K
  • L
  • M
  • N
  • O
  • P
  • Q
  • R
  • S
  • T
  • U
  • V
  • W
  • X
  • Y
  • Z
  • #
  • Текст песни rayuan pulau kelapa - Tanah airku Indonesia

    Исполнитель: rayuan pulau kelapa
    Название песни: Tanah airku Indonesia
    Дата добавления: 02.06.2016 | 18:42:07
    Просмотров: 19
    0 чел. считают текст песни верным
    0 чел. считают текст песни неверным
    Тут расположен текст песни (слова песни) rayuan pulau kelapa - Tanah airku Indonesia, перевод и видео (клип).
    Tanah airku Indonesia
    Negeri elok amat kucinta
    Tanah tumpah darahku yang mulia
    Yang kupuja sepanjang masa
    Tanah airku aman dan makmur
    Pulau kelapa yang amat subur
    Pulau melati pujaan bangsa
    Sejak dulu kala
    Melambai-lambai
    Nyiur di pantai
    Berbisik-bisik
    Raja Klana
    Memuja pulau
    Nan indah permai
    Tanah airku
    Indonesia!
    (Rayuan Pulau Kelapa, ciptaan Ismail
    Marzuki)
    Itu salah satu lagu favorit bunda,
    Nak
    Bunda senang menyanyikan lagu itu
    Itu juga salah satu lagu yang dulu
    sering bunda nyanyikan
    Untuk meninabobokan Kakak Tara
    Sambil membayangkan Lembah
    Anai di tanah kelahiran nenek kalian
    Atau hamparan pantai-pantai indah
    berpayung ratusan pohon kelapa
    Atau hamparan sawah berbatas
    hutan
    Tempat ayah kalian dulu
    menghabiskan masa kecilnya
    Atau sungai berkilauan diterpa
    cahaya matahari sore di tengah
    kebun teh
    Berkelok-kelok bagai kalung mutiara
    Tempat bunda dan tante kalian
    bermain di akhir minggu di masa
    kecil dulu
    Bunda tidak tahu, Nak
    Apakah kelak saat kalian dewasa
    Masih ada tempat-tempat seperti itu
    untuk kalian nikmati
    Tapi tenang saja, Nak
    Ayah bunda bertekat untuk terus
    menjelajah
    Dan menyimpan setiap jejak dalam
    foto
    Yang bisa kalian simpan dan lihat
    kelak
    Habis bagaimana lagi, Nak
    Ayah bunda bukan birokrat
    Yang punya kuasa dan cukup uang
    Untuk menahan tangan-tangan
    rakus
    Yang selalu ingin memperkosa
    tempat-tempat indah di negeri ini
    Dan mungkin, Nak
    Saat kalian dewasa
    Kalian akan bertanya
    Apanya yang aman dan makmur?
    Sementara ada begitu banyak anak
    jalanan
    Tak terurus dilupakan negara
    Banyak sekali orang miskin disana
    sini
    Yang sakitpun tak boleh
    Karena ke rumah sakit hanya akan
    bikin makin sakit
    Belum lagi perampokan disana sini
    Padahal katanya ini negeri yang
    subur dan makmur
    Jadi harusnya masyarakatpun hidup
    nyaman
    Morat marit memang, Nak
    Seperti kain batik tulis indah yang
    tercabik disana sini
    Bunda tidak tahu kenapa jadi begitu
    Gara-gara salah urus, katanya
    Gara-gara orang-orang yang cuma
    peduli
    Pada kepentingan diri mereka sendiri
    Mungkin saat kalian dewasa
    Orang sudah lupa akan kasus-kasus
    menyakitkan hati
    Yang menunjukkan betapa tak
    berdayanya kita
    Menghadapi para tikus dan ular
    Di setiap pojok ruang pemerintahan
    Yang menggerogoti apa yang
    harusnya jadi milik rakyat
    Atau jangan-jangan saat kalian
    dewasa
    Akan ada kasus-kasus yang lebih
    heboh
    Yang lebih menyakitkan hati
    Nak, bunda tidak suka menjadi
    orang pesimis
    Tapi kadang ada garis tipis antara
    pesimis dan realistis
    Walaupun yang tipis-tipis itu bikin
    makin miris
    Tapi mau bagaimana lagi, Nak
    Rasanya makin lama makin jauh titik
    terang itu
    Pesan bunda pada kalian hanya satu
    Apapun yang kalian dengar dan lihat
    Cobalah gunakan ‘rasa’
    Cobalah tetap mencintai negeri ini
    Walaupun satu saat
    Mungkin sulit bagi kalian untuk
    menemukan keindahannya
    Mungkin satu saat
    Pemerkosaan hak azazi, hak alam
    untuk berkembang, dan hak-hak
    lainnya
    Akan makin hebat
    Tapi, Nak
    Orang hanya bisa punya satu tanah
    air
    Dan ini adalah tanah air kalian
    Kalian boleh melangkah sejauh
    apapun kalian mau
    Dan meninggalkan ayah bunda tua
    renta
    Menyaksikan kebusukan-kebusukan
    negeri ini kelak
    Jika sang penyelamat tak kunjung
    datang menyelamatkan
    keindahannya
    Tapi ingatlah, Nak
    Ini akar kalian
    Dimana kalian lahir dan dibesarkan
    Morat maritnya negeri ini
    Bukan cermin Indonesia
    Itu cuma cermin sekelompok
    orang-orang biadab
    Yang meletakkan uang jadi Tuhan
    mereka
    Mereka lupa, Nak
    Bahwa Tuhan sudah menggariskan
    Mereka jadi bagian dari tanah air ini
    Mereka lupa
    Untuk menghormati keputusan
    Tuhan
    Dengan berbuat hal-hal yang baik
    untuk negeri ini
    Janganlah kalian menjadi yang
    demikian
    Nak
    Ada pepatah, hujan emas di negeri
    orang, lebih baik hujan batu di
    negeri
    Опрос: Верный ли текст песни?
    ДаНет